Bandung, Sundapos.com - Tulisan ini dibuat sekedar untuk membuka mata hati kita tentang bagaimana gambaran nyata rasa cinta, pengabdian atau sikap balas jasa seorang anak kepada ibunya.
Tentu kita masih ingat dengan pribahasa “Kasih Sayang Ibu Sepanjang Masa, Kasih Sayang Anak Sepanjang Galah”pasti yang mana pribahasa tersebut memiliki arti kasih sayang seorang ibu yang diberikan kepada anaknya itu selamanya seumur hidup sedangkan kasih sayang anak yang diberikan kepada orangtua itu memiliki batasan.
Namun ternyata dalam kehidupan nyata khusunya di Indonesia rasa hormat seorang anak kepada orang tuanya memang sudah menjadi keharusan seperti yang diatur dalam Agama maupun kulture budaya kita, bahkan ada kisah kisah menarik tentang kecintaan dan balas budi seorang anak kepada orang tua yang dapat kita jadikan contoh, seperti dalam tulisan saya ini.
Kisah ini saya tulis ketika saya sedang menunggu istri sedang dioperasi pada tanggal 6 Oktober 2023 disalah satu rumah sakit swasta di kota Bandung, saya kaget melihat ada karpet digelar dengan segala perlengkapan perbekalan seperti termos, gelas, cangkir, tempat gula, kopi, teh dan keler keler plastik tempat makanan ringan ada juga nampak laptop, tablet, namun yang membuat saya heran dari semuanya nampak memang ini sudah begitu lama karena tertata tidak asal asalan. Saya tanya kepada seorang pria yang ada didepan saya, sedang menunggu siapa? saya sedang menunggu bos saya dan ini semua punya bos saya beliau sedang menunggu ibunya yang sedang dirawat diruang ICU, sekarang beliau lagi ke hotel dulu melihat keluarganya, karena bos saya tinggal di Jakarta".
Memang antara ruang operasi dengan ruang ICU dirumah sakit tersebut berdampingan. Ternyata pria tersebut sopirnya yang berkata bahwa bosnya tidur disini sudah Satu setengah bulan lebih menunggu ibunya yang sedang dirawat diruang ICU.
Saya kaget juga mendengar penuturan seperti itu, tidak lama berselang yang disebut bosnya sama si sopir tadi datang dan si sopir itu langsung pergi karena disuruh menjemput istri dari bos itu dihotel.
Selang beberapa lama akhirnya kita berkenalan dan mengobrol sekedar melepas kecemasan.
Ternyata orang yang disebut bos itu Dr. Agus Prabowo yang saat ini menjabat Komisaris di PT. Elnusa TBK. anak perusahaan Pertamina, beliau juga menjabat staf khusus di Kementrian PUPR, beliau juga pada tahun 2015 menjabat Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP), beliau inilah penggagas sistem E katalog untuk pengadaan barang dan jasa di setiap pemerintah dari pusat sampai daerah.
Obrolan dengan beliau memang membuat saya banyak lebih tahu tentang Pertamina dari mulai sosok Pak Ahok, kasus ibu Karen, Singapura yang tidak punya tambang minyak tapi punya kilang minyak, Petral sampai tentang harga BBM yang merata dari Sabang sampai Merauke.
Dari jabatan jabatan yang disandangnya menunjukan beliau memang orang sukses dan salah satu orang penting dinegeri ini, alumi teknik arsitektur dari ITB, namun yang membuat saya kagum yaitu rasa cintanya kepada sang ibu yang sungguh luar biasa, beliau mau tidur dilantai rumah sakit beralasankan karpet seadanya selama 1,5 bulan lebih karena sampai tulisan ini dibuat beliau masih menunggui ibunya dirumah sakit.
Beliau mengatakan "saya menunggui ibu saya sudah 1 1/2 bulan lebih tidur bersama istri saya dirumah sakit ini untuk memantau perkembangan sakitnya ibu, selama ibu sakit saya bolak balik Bandung Jakarta, menunggunyapun bergantian dengan Kedua adik saya, ibu saya usianya sudah 88 tahun, selama ini tinggal di Bandung bersama pembatu, karena ayah saya sudah meninggal, sementara Kedua adik saya yang lain juga tinggal di Jakarta, ibu kita ajak tinggal dirumah saya atau adik adik saya tidak mau".
Dari perkataannya membuat saya kagum sebegitu telatennya seorang anak menjaga ibunya.
Semoga tulisan ini bisa membuka mata hati kita sebagai pembelajaran bagaimana kita bisa menunjukan sikap balas budi kepada kedua orang tua kita. -Deden Karna Subrata, SH.(*)
0 Komentar